Jokowi Stop Export Biji Nikel, Dan Republik Indonesia Dengan Sukses Mengexport Baja Keluar Negeri,Dengan Pemasukan Rp 152 T
"Ke depan strategi besar ekonomi kita, strategi besar ekonomi negara, ada tiga hal yang ingin saya sampaikan, pertama hilirisasi industri, kedua digitalisasi UMKM, dan ketiga kita harus mulai masuk ke ekonomi hijau," pungkas Jokowi
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa dihentikannya ekspor bahan mentah untuk nikel sejak 1 Januari 2020 telah menunjukkan hasil positif bagi perekonomian negeri ini.
Dia menyebut, ekspor besi baja dalam paruh pertama tahun ini telah menembus US$ 10,5 miliar atau sekitar Rp 152 triliun (asumsi kurs Rp 14.500 per US$).
Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan pengarahan dalam Sarasehan 100 Ekonom dengan tema Penguatan Reformasi Struktural Fiskal dan Belanja Berkualitas di Tengah Pandemi yang digelar INDEF dan CNBC Indonesia secara virtual, Kamis (26/8/2021).
"Hilirisasi, sudah kita mulai stop ekspor bahan mentah nikel, kemudian semuanya harus dihilirisasi. Hasilnya, mulai kelihatan. Ekspor besi baja kita, dalam setengah tahun ini sudah berada sekitar US$ 10,5 miliar," ungkap Jokowi.
Dia mengatakan, dengan suksesnya hilirisasi nikel saat ini, maka dirinya akan mendorong hilirisasi komoditas lainnya, seperti bauksit, emas, tembaga, hingga minyak sawit (CPO).
"Oleh sebab itu, tak hanya nikel saja, ke depan kita juga akan mulai untuk bauksitnya, mulai emasnya, tembaganya, hilirisasi sawitnya, sebanyak mungkin turunan-turunan dari bahan mentah itu bisa jadi minimal barang setengah jadi, syukur-syukur bisa jadi barang jadi," paparnya.
Dia menjelaskan, hilirisasi industri komoditas tambang ini akan menjadi salah satu dari tiga strategi besar ekonomi Indonesia ke depannya. Adapun dua strategi besar lainnya yaitu digitalisasi UMKM dan ekonomi hijau.
Jokowi.Topsekali.com
0 Post a Comment:
Posting Komentar